1. Curug Putri Palutungan
Dalam bahasa sunda, curug berarti air terjun. Dengan begitu, Curug Putri Palutungan berarti Air Terjun Putri Palutungan. Berlokasi di Kuningan, sebelum tiba di curug ini pengunjung akan disuguhi pemandangan alam yang sangat indah.
Sesampainya di air terjun, pemandangan indahnya lebih banyak dan tak kalah seru. Curug Putri Palutungan merupakan air terjun dengan ketinggian 20 meter. Desiran angin disela percikan air akan membawa pengunjung pada ketenangan hati.
Harga Tiket dan Jam Operasional
Untuk menikmati keindahan curug putri Palutungan, tiketnya sangat terjangkau. Cukup dengan Rp15.000 sudah bisa menikmati keindahan alam air terjun ini.
Harga Tiket Curug Putri Palutungan | |
Tiket Masuk Anak Hari Biasa | Rp8.000 |
Tiket Masuk Dewasa Hari Biasa | Rp15.000 |
Tiket Masuk Anak Hari Libur | Rp8.000 |
Tiket Masuk Dewasa Hari Libur | Rp17.500 |
Tiket Parkir | |
Tiket Kendaraan Roda 2 | Rp6.000 |
Tiket Kendaraan Roda 4 | Rp11.000 |
Nama Curug Landung berasal dari bahasa sunda, Curug berasal dari dua suku kata yaitu “Cur” yang berarti cai atau air, dan kata “Rugu” yang artinya ngocor atau mengalir. Sedangkan kata “Landung” yang berarti panjang atau tinggi. Jadi Curug Landung adalah air yang mengalir dari sebuah ketinggian.
Curug landung memiliki ketinggian sekitar 30 meter dan menjadi salah-satu curug atau air terjun yang tinggi di Kabupaten Kuningan Jawa Barat.
Jalur menuju Curug Landung Palutungan Kuningan sudah sangat bagus dan letaknya dekat dengan lokasi parkiran, sehingga kalian tidak perlu bersusah payah menuju lokasi utama.
Kelebihan dari Curug Landung Palutungan Kuningan ini selain jalurnya yang sudah tertata baik, namun juga dipenuhi dengan spot foto yang sangat menarik, unik, dan Instagrammable.
Beberapa spot menarik :
1. Permandani
2. Sepeda Terbang
3. Balon Udara
4. Ayunan Terbang
5. Sarang Burung
Gagasan besar dari objek wisata Curug Landung adalah kolaborasi keindahan alam yang masih asri yang berpadu dengan ragam wisata yang bersifat kekinian.
3. Wisata Linggarjati Kuningan
Kawasan hutan Linggarjati seluas 11,51 Ha. Ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam (TWA) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 53/Kpts/Um/2/1975 tanggal 17-2-1975. Kawasan ini merupakan bagian yang terpisah dari kawasan hutan lindung Gunung Ceremai yang ditetapkan sejak tahun 1924 oleh pemerintah Belanda.
Taman Wisata Alam Linggarjati terletak di Desa Linggarjati Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan,secara astronomis terletak di antara 6 derajat 47°’ – 6 derajat 58° LS dan 108 derajat 30° – 108 derajat 30° BT.
Flora
Flora yang terdapat di kawasan ini di antaranya: Bungur (Lagerstroemia sp), Pasang (Quercus sp), Kiara (Ficus sp), Lemo (Alstonia scholaris), Jamuju (Podocarpus imbricatus) dan kiacret (Spathodea campulata). Jenis pohon-pohon tersebut tumbuh dengan baik dan kini telah banyak yang berdiameter lebih dari 50 cm dengan tinggi bebas cabang ± 10 meter serta memiliki tajuk yang lebar, hal ini berdampak berkurangnya tumbuhan bawah (di samping karena adanya upaya pemeliharaan). Di sisi lain, keadaan tersebut menimbulkan kenyaman bagi wisatawan karena suasana lebih teduh (dapat menimbulkan iklim mikro).
Fauna
Jenis fauna yang ada di taman Wisata AlamLinggarjati adalah jenis burung seperti Burung Pipit (Lonchura leucogastoides) dan Kepodang (Oriolus chinensis), jenis satwa lainnya terutama yang memiliki ukuran tubuh cukup besar relatif tidak ada, hal ini disebabkan karena sempitnya kawasan dan intensifnya pengelolaan kawasan.
Di samping panorama alam yang indah Taman Wisata Alam Linggarjati memiliki hawa yang sejuk dan segar. Tidak jauh dari lokasi TWA ini juga terdapat bangunan yang bernilai sejarah, yaitu gedung tempat berlangsungnya perjanjian Linggarjati antara Pemerintah indonesia dengan Pemerintah belanda yang mempunyai daya tarik tersendiri.
Kegiatan wisata yang telah ada terdapat di luar kawasan perlindungan hutan dan pelestarian alam adalah cibulan (objek wisata yang telah banyak pengunjungnya) sehingga daerah ini merupakan rangkaian objek wisata.
Kegiatan Wisata alam yang dapat dilakukan
- Menikmati keindahan alam dan sekitarnya
- Memancing
- Berenang.
4. Wisata Waduk Darma
Waduk Darma Kuningan cocok dituju pelancong yang hobi berfoto selama liburan. Pasalnya, tempat ini menyediakan spot foto indah dengan latar belakang panorama bukit dan waduk. Hasil jepretan di sini tentu cocok diunggah ke akun media sosial pribadi lo.
Wisatawan bakal disuguhi pemandangan indah yang instagrammable ketika tiba di spot foto tersebut. Jika ingin berfoto namun lupa membawa kamera, lo bisa menggunakan jasa fotografer khusus Waduk Darma. Alhasil momen liburan lo bakal terekam baik dalam dan bisa dikenang di lain waktu.
Untuk bisa berfoto dengan kamera sendiri, pengunjung perlu menyiapkan biaya sebesar Rp 5.000 per orang. Lo juga bisa menyewa fotografer setempat dengan harga Rp 15.000 bila ingin mendapatkan foto secara langsung. Pokoknya, Waduk Darma Kuningan sayang untuk dilewatkan oleh para pencinta fotografi.Salah satu aktivitas seru yang patut dicoba wisatawan di Waduk Darma Kuningan adalah memandang pemandangan sekitar dengan perahu. Saat melakukan hal ini, lo bisa mengamati indahnya panorama waduk ini secara lebih puas. Mata lo akan dimanjakan eloknya hamparan bukit dan pulau kecil di sekitar waduk ini.
Wisatawan bakal disuguhi pemandangan indah yang instagrammable ketika tiba di spot foto tersebut. Jika ingin berfoto namun lupa membawa kamera, lo bisa menggunakan jasa fotografer khusus Waduk Darma. Alhasil momen liburan lo bakal terekam baik dalam dan bisa dikenang di lain waktu.
Untuk bisa berfoto dengan kamera sendiri, pengunjung perlu menyiapkan biaya sebesar Rp 5.000 per orang. Lo juga bisa menyewa fotografer setempat dengan harga Rp 15.000 bila ingin mendapatkan foto secara langsung. Pokoknya, Waduk Darma Kuningan sayang untuk dilewatkan oleh para pencinta fotografi.
Setibanya di Waduk Darma Kuningan, wisatawan bakal menjumpai perahu-perahu dengan kapasitas maksimal sekitar 24 orang. Setiap pengunjung kabarnya dikenakan biaya Rp 15.000 per orang untuk menaiki perahu sewa ini. Tarif tersebut berlaku untuk satu kali perjalanan. Harga ini juga berlaku ke semua pengunjung, mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Fasilitas perahu sewa di sini pas dinikmati pelancong yang tengah berlibur bersama teman atau keluarga. Dari atas perahu, lo juga bisa melihat sejumlah keramba ikan yang dimiliki warga sekitar waduk. Penumpang perahu juga bisa berswafoto dengan latar pemandangan waduk dan bukit yang memukau. Oke bro?
Objek wisata ini terdiri dari kolam yang merupakan habitat ikan langka yang disebut Kancra Bodas (Labaebarbus Dournensis) yang mana ikan ini jarang dijumpai di daerah lain yang oleh masyarakat sekitar keramatkan dan disebut ikan Dewa. Masyarakat Kab Kuningan memiliki mitos ikan dewa yang terdapat di Masyarakat Kab Kuningan memiliki mitos ikan dewa yang terdapat di Balong Keramat di Kec Cigugur, Darmaloka, Desa Ragawacana Kec Kramatmulya. Desa Sidamulya dan Manis Kidul Kec Jalaksana serta di Kec Pasawahan. dan Ikan dewa oleh masyarakat sekitar tidak pernah diganggu. Apalagi dipancing untuk dikonsumsi. Mitos tersebut terpelihara sampai sekarang. Dampaknya, banyak wisatawan yang ingin berkunjung ke Kuningan sekedar ingin mengetahui ikan dewa.Padahal jenis ikannya sama dengan ikan emas. Hanya perbedaannya habitatnya berada di air bersuhu dingin dan berasal dari sumber mata air. Menurut sumber lisan masyarakat Keberadaan ikan dewa tidak terlepas dari Rama Haji Irengan. Salah satu ulama yang menyebarkan Islam di Kab Kuningan sekitar abad ke 15. Ia adalah seorang catrik (Santri) yang belajar agama Islam pada Sunan Gunung Djati di Cirebon. Dikirimnya Rama Haji Irengan, sebagai tindaklanjut penyebaran Islam di wilayah Kuningan sebelah selatan yang masih memeluk agama Hindu-Budha. Penyebarannya tidak saja di wilayah selatan. Namun ke utara pun dikerjakan. Mulai Kec Darma sampai Pasawahan. Saat penyebaran itu, Rama Haji Irengan membuat balong (kolam) sebagai tanda masyarakatnya sudah Islam. Membuat kolam itu dilakukannya dalam satu malam dan langsung ditanami ikan.
Ikan itu lah yang sampai sekarang disebut ikan dewa dan tidak boleh dimakan oleh siapa pun. Tapi ada sumber lain yang mengatakan sejarah terbentuknya daerah Cigugur. Sebelum lahir nama Cigugur, tempat itu acap disebut dengan nama Padara. Nama ini diambil dari nama seorang tokoh masyarakat, yaitu Ki Gede Padara, yang memiliki pengaruh besar di desa itu. Padara berasal dari kata padan dan tara yang artinya pertapa. Ki Gede Padara adalah seorang wiku yang konon lahir sebelum Kerajaan Cirebon berdiri, yaitu pada abad ke-12 atau ke-13.Ia memiliki ilmu tinggi, sehingga badannya transparan, bisa tembus pandang. Ki Gede Padara disebutkan hidup sezaman dengan tokoh dari Talaga, Pangeran Pucuk Umun, Pangeran Galuh Cakraningrat dari Kerajaan Galuh, dan Aria Kamuning yang memimpin Kajene atau Kuningan. Bahkan, mereka ini sebenarnya masih memiliki hubungan kekerabatan. Bedanya, Pucuk Umun, Galuh Cakraningrat, dan Aria Kamuning, disebut menganut agama Hindu, sementara Ki Gede Padara tak menganut agama apapun. Di usia tuanya, Ki Gede Padara berkeinginan untuk segera meninggalkan kehidupan fana. Namun, ia sendiri sangat berharap proses kematiannya seperti layaknya manusia pada umumnya. Berita tersebut terdengar oleh Aria Kamuning, penguasa Kajene atau Kuningan, yang kemudian menghadap kepada Syekh Syarif Hidayatullah. Atas laporan itu, Syekh Syarif Hidayatullah pun langsung bertemu dengan Padara. Syekh Syarif Hidayatullah merasa kagum dengan ilmu kadigjayan yang dimiliki oleh Ki Gede Padara. Dalam pertemuan itu Padara pun kembali mengutarakan keinginannya agar proses kematiannya seperti layaknya manusia biasa. Syekh Syarif Hidayatullah meminta agar Ki Gede Padara untuk mengucapkan dua kalimat syahadat, sebagai syaratnya. Syarat yang langsung dipenuhi Ki Gede Padara. Namun, baru satu kalimat yang terucap, Ki Gede Padara sudah sirna. Setelah Ki Gede Padara menghilang, Sarif Hidayatullah bermaksud mengambil air wudu. Namun, di sekitar lokasi tersebut sulit ditemukan sepercik air pun. Dengan meminta bantuan Allah SWT, dia pun menghadirkan guntur dan halilintar disertai hujan yang langsung membasahi bumi. Dari peristiwa inilah kemudian sebuah kolam tercipta. Kini, kolam yang dipakai untuk wudu Sunan Gunung Jati itu disebut Obyek Wisata Kolam Renang Cigugur, untuk ikan nya ada begitu saja. Itulah sebuah cerita tentang kolam renang Cigugur
Nah itulah dia 5 wisata alam yang sangat rekomendasi banget untuk berlibur bareng keluarga ,sodara ataupun pacar,untuk kalian yang mau berkunjung ke wisata alam dikuningan jangan lupa untuk membali cemilan dari tape raos ya, yu buruan dibeli dan cobain rasa sensasi tape raosnya.
0 Komentar